Pages

Selasa, 05 Februari 2013

Globalisasi Pendidikan


Globalisasi memiliki arti yang luas, namun globalisasi dalam arti sederhana adalah kata yang yang tersusun dari kata global yang mendapat imbuhan sasi, global yang berarti secara umum dan keseluruhan, secara bulat, secara garis besar, bersangkut paut, mengenai, meliputi seluruh dunia dan sasi yang berarti proses. Sehingga secara sederhana Globalisasi dapt diartikan sebagai proses
masuknya ke ruang lingkup dunia (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2011).
Adanya globalisasi akan berpengaruh pada suatu bangsa dan negara, masyarakat bahkan individu dalam masyarakat. Pengaruh yang ditimbulkan globalisasi pada suatu bangsa terjadi di berbagai bidang, antara lain : bidang ekonomi, politik, bidang social budaya, bidang pertahanan dan keamanan, bidang agama, bidang pendidikan, dan sebainya. Globalisasi bisa dianggap sebagai penyebaran dan intensifikasi dari hubungan-hubungan bidang di atas yang menembus sekat-sekat geografis ruang dan waktu. Dengan demikian, globalisasi hampir melingkupi semua hal yang berkaitan dengan ekonomi, politik, kemajuan teknologi, informasi, komunikasi, transportasi, dll.
Dibidang pendidikan, globalisasi memiliki dampak yang besar bagi perubahan pendidikan, baik secara system maupun kurikulum yang diajarkan. Menurut Edison A. Jamli dkk.Kewarganegaraan.2005, globalisasi ditandai oleh ambivalensi yaitu tampak sebagai “berkah” di satu sisi tetapi sekaligus menjadi “kutukan” di sisi lain. Tampak sebagai “kegembiraan” pada satu pihak tetapi sekaligus menjadi “kepedihan” di pihak lainnya. Globalisasi pendidikan di Indonesia juga ditandai oleh ambivalensi yaitu berada pada kebingungan, karena ingin mengejar ketertinggalan untuk menyamai kualitas pendidikan Internasional, kenyataannya Indonesia belum siap untuk mencapai kualitas tersebut. Padahal kalau tidak ikut arus globalisasi ini Indonesia akan semakin tertinggal.
Namun, apa yang terjadi jika Indonesia tetap memaksakan dirinya untuk mengikuti arus globalisasi ? Globalisasi pendidikan di Indonesia akan tambah tidak adanya kejelasan. Hal ini dikarenakan sistem pendidikan selalu berubah-ubah mengikuti perkembangan arus globalisasi yang tidak diimbangi dengan keadaan mayarakat Indonesia yang sedang dilanda “krisis moral atau hilangnya identitas atau jati diri” manusia serta “krisis ekonomi” yang sampai sekarang tak kunjung-kunjung selesai. Sehingga pengaruh global dalam pendidikan tidak dapat diterima secara menyeluruh oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Hal ini ditandai dengan pendidikan yang selalu mengikuti arus globalisasi yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia setingkat dengan kualitas pendidikan Internasional, tetapi pada kenyataannya Indonesia belum siap untuk mengikuti arus tersebut sehingga kualitas pendidikan di Indonesia masih tertinggal. Inilah yang sekarang menjadi problematika pendidikan di Indonesia. Dan sebaiknya bagaimana menyelesaikan permasalahan tersebut ? Haruslah pendidikan di Indonesia memilki pemimpin yang faham akan keadaan Indonesia diatas yaitu yang sedang di landa “krisis moral atau hilangnya identitas atau jati diri” manusia serta “krisis ekonomi”. Sehingga Indonesia tidak perlu lagi terlalu cepat untuk mengikuti arus global, tapi juga tidak terlalu lamban dalam proses meningkatkan kualitas pendidikan. Kualitas Pendidikan dapat dimulai dari pendidik yang harus memiliki sertifikat ke-profesional-an, peningkatan fasilitas sarana dan prasarana bagi sekolah-sekolah, dan birokrasi yang jurdil (jujur dan adil) serta didukung dengan system pendidikan yang sesuai dengan keadaan masyarakat Indonesia.
Akibat globalisasi juga mengakibatkan adanya kompetisi/persaingan didalam dunia pendidikan karena kemajuan teknologi dan informasi. Bahkan sering terjadi kompetisi yang liar yang disebabkan oleh adanya aturan tidak beres pada birokrasi pendidikan, intervensi kepentingan modal raksasa, sekolah kurang mendapat perhatian yang layak dari pemerintah. Bagi instansi pendidikan yang mampu bersaing akan memperoleh hasil yang baik dan diakui oleh dunia luar. Bagi instansi yang belum siap bersaing akan mengalami tekanan dan banyak yang berjalan ditempat saja. Globalisasi pendidikan juga membawa dampak adanya kesenjangan sosial didalam dunia pendidikan, karena hanya orang-orang yang mempunyai modal lebih besar saja yang dapat menikmati kualitas pendidikan dengan standar internasional.
Oleh karena itu, Indonesia harus bisa mengimbangi antara globalisasi dengan keadaan bangsa Indonesia dari semua aspek, entah ekonomi, kualitas pendidik, materi wajib, kurikulum, dan sebagainya. Sehingga cita-cita Indonesia yang tertera pada pembukaan UUD 1945 alenia ke-4 yaitu mencerdaskan bangsa akan tercapai sesuai dengan harapan seluruh lapisan masyarakat Indonesia.



Pendapat saya :
Menurut saya di era globalisasi di bidang pendidikan  yang terdapat di Indonesia sekarang ini sistem pendidikannya sedikit tertinggal dari dunia internasional. Mungkin jika kita bandingkan saja dengan Negara tetangga Malaysia pun kita sedikit tertinggal karena apa??
Contohnya saja jika dulu banyak para pelajar dari Malaysia banyak yang berguru di Indonesia .
Tapi yang terjadi sekarang ini  keadaannya malah terbalik  banyak dari para mahasiswa ataupun mahasisiwi dari Indonesia yang malah mencari pendidikan di Malaysia.
Globalisasi pendidikan pun menurut saya  dapat membawa dampak adanya kesenjangan sosial didalam dunia pendidikan, karena hanya orang-orang yang mempunyai modal lebih besar saja yang dapat menikmati kualitas pendidikan dengan standar internasional.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa  Indonesia tidak pelu harus  terlalu cepat untuk mengikuti arus global, tapi juga tidak terlalu lamban dalam proses meningkatkan kualitas pendidikan. Dan juga harus didukung dengan sistem pendidikan yang sesuai dengan keadaan masyarakat Indonesia.
Dan juga mengenai pelajaran TIK yang rencananya menurut kabar akan dihapuskan sebagai mata pelajaran di SMP/SMA  
Menurut saya penghapusan ini bisa berdampak pada nasib para guru yang mengajar TIK. Dengan pelajaran TIK pun para siswa bisa menuangkan kreativitas di bidang teknologi.
Di TIK pun pelajaran tidak semudah yang dibayangkan , kegiatannya bukan hanya mengetik dan mengetik tapi banyak perkembangan lainnya.
TIK itu sangat luas dan berkembang dari hari ke hari dan itu pun juga bisa kita lihat dari universitas – universitas yang terdapat di Indonesia yang membagi cabang  ilmu tersebut dan jika dihapuskan bagaimana nasib para mahasiswi yang mengambil jurusan tersebut.
Jika pelajaran TIK pun jadi dihapuskan itu bisa berdampak pada ketertinggalan masyarakat  kita pada TIK.
Jadi menurut saya seharusnya yang dilakukan pak mentri adalah harusnya malah meningkatkan kualitas bobot dari pembelajaran TIK agar nantinya dapat meningkatkan kualitas para siswa bukan malah menghapuskannya.


Sumber Berita : disini

Sekain dan Terimakasih…







Tidak ada komentar:

Posting Komentar